Beberapa minggu terakhir, cabai tengah jadi polemik. Apalagi kalau bukan karena harganya yang mencapai Rp 100.000/kg, bahkan di beberapa tempat sudah menembus Rp 120.000/kg. Harga cabai sama dengan harga daging sapi.
Baik Menteri Pertanian maupun Menteri Perdagangan, meminta masyarakat bisa menanam cabai sendiri di rumah, sebagai solusi kebuntuan lonjakan harga cabai yang dipicu tingginya curah hujan tersebut. Mudahkah menanam cabai di rumah?
Dikutip detikFinance, Senin (9/1/2017), dari buku 'Cabai Panen Setiap Hari' karya Guru Besar Pemuliaan Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB), Muhammad Syukur, dijelaskan cara menanam cabai di rumah menggunakan media tanam seperti pot. Tanam cabai terbilang susah-susah gampang. Tanaman cabai bisa tumbuh dengan mudah, melempar bijinya di sembarang tempat saja bisa tumbuh. Namun untuk mendapat hasil optimal, prosedur 'budidaya cabai' tetap perlu diperhatikan.
Wadah atau pot untuk tanam cabai bisa berupa polibag, pot plastik, kaleng bekas, drum, atau ember. Yang terpenting, wadah tersebut harus dilubangi bagian dasarnya dan dapat bertahan 5-6 bulan. Lubang berguna agar drainase air tidak menggenang di dalam wadah.
Gunakan pot berdiameter minimal 20 cm, dengan bagian dasar pot telah berlubang sebanyak 4-8 lubang, yang diameternya lebih kurang 1 cm. Buatlah media tanam campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:2:1. Media tanam dapat berupa campuran lain, yakni tanah, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:2:1. Aduk campuran bahan tersebut dengan rata.
Pupuk kandang bisa diperoleh dari kotoran sapi, ayam, atau kambing. Pastikan sebelumnya pupuk kandangnya telah terdekomposisi. Cirinya yakni teksturnya remah, kering, tidak berbau, dan tidak panas.
Masukan pecahan genting atau bata merah di bagian dasar pot sebagai pengendali drainase. Masukan media tanam yang disiapkan ke dalam pot hingga lebih kurang 5 cm dari bibir pot. Kemudian tempatkan pot berisi media tanam di tempat terbuka yang mendapat cahaya matahari beberapa hari sebelum penanaman.
Namun sebelum sampai pada penanaman, tentu benih cabai yang berupa biji tersebut harus disemai terlebih dahulu. Rendam benih ke dalam air, lebih baik menggunakan larutan fungisida untuk membersihkan jamur, buang benih yang terapung atau melayang, lantaran hanya benih yang tenggelam di dalam air yang bisa dipakai. Selanjutnya, bungkus benih dalam kertas atau kain lembab selama 24-36 jam sebelum disemai.
Penyemaian benih bisa dilakukan di polibag atau tray semai sedalam 1-15 cm dengan ukuran idealnya 8 x 10 cm. Media semai umumnya berupa campuran tanah halus dan pupuk kandang yang sudah terdekomposisi dengan baik dengan perbandingan 1:1.
Setelah media tanam penyemaian selesai, buat lubang dengan kayu dan letakan benih di dalam lubang. Taburkan tanah halus di permukaan polibag atau tray untuk menutupi benih. Baru kemudian tray atau polibag ditutup dengan karung goni basah atau mulsa plastik hitam perak selama 3 hari.
Benih akan berkecambah 7 hari setelah disemaikan. Lakukan pemeliharaan hingga kecambah berumur 5-6 minggu atau telah berdaun 6-8 helai. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman 1-2 kali per hari, gunakan gembor saat penyiraman agar tanah tidak memadat. Bisa pula ditambahkan pupuk NPK seminggu sekali dengan konsentrasi 3 gram/liter.
Bibit dalam persemaian tersebut baru bisa dipindah jika sudah berumur 5-6 minggu atau berdaun 6-8 daun. Biarkan bibit semai terpapar matahari 5 hari sebelum ditanam agar bisa beradaptasi dengan sinar matahari langsung.
Setelah semua siap, baru bibit cabai dipindahkan di pot yang telah disiapkan. Lakukan penanaman di pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore hari setelah pukul 15.30 untuk menghindari tanaman stres. Jangan lupa pasca ditanam, siram dengan air. Jika menginginkan hasil lebih optimal, siram dengan laruran fungisida yang dapat dibeli di toko pertanian dengan konsentrasi 1 gram per liter, dan pupuk daun Gandasil 2 gram/liter.
sumber: detikfinance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar